19.9.11

Latihan Prosa Klasik - Hikayat Langlang Buana

Baca petikan prosa klasik di bawah ini dengan teliti, kemudian jawab soalan-soalan yang berikutnya dengan menggunakan ayat anda sendiri.

Setelah itu maka hari pun hampir siang. Maka Raja Indera Bumaya pun mencita geliga daripada Raja Johan Syahperi itu maka keluarlah empat orang lengkap dengan senjatanya. Maka titah Raja Indera Bumaya, “Hai saudaraku, pergilah tuan hamba perang dengan Raja Bahrum Dewa itu tetapi janganlah tuan hamba bunuh.” Setelah demikian titah Raja Indera Bumaya maka jin empat orang itu pun menyembah lalu turun berperang dengan rakyat Raja Bahrum Dewa itu.

Setelah seketika berperang maka rakyat Raja Bahrum Dewa pun pecahlah perangnya, banyak tertangkap. Ada yang lari masuk ke dalam kota kerana tiada tertahan lagi tangkap jin empat orang itu. Maka titah Raja Bahrum Dewa, “Sudahkah engkau tangkap? Apa mati laki-laki itu?” Maka sembah segala hulubalang yang lari itu, “Ya tuanku, tiadalah mati laki-laki itu. Maka hulubalang tuanku dua ratus yang lari, dua puluh orang hulubalang yang tertangkap orang itu. Patik hairan melihat hal laki-­laki itu. Maka patik dengar suaranya seorang juga maka segala rakyat beribu-ribu sekalian itu pun dilawannya juga.”

Setelah baginda mendengar sembah segala hulubalang itu maka Raja Bahrum Dewa pun marah menyuruh memalu gendang mengumpulkan segala rakyat sekalian. Setelah sudah berkampung segala rakyat dan menteri hulubalang sekalian, maka titah Raja Bahrum Dewa, “Segeralah pergi tangkapkan beta laki-laki itu.” Maka raja-raja dan menteri hulubalang pun berjalanlah ke luar kota pergi mengepung Raja Indera Bumaya itu.

(Dipetik daripada “Hikayat Langlang Buana” dalam antologi Dirgahayu Bahasaku)

(i) Apakah maksud pecahlah perangnya dalam petikan di atas? [2 markah]

(ii) Berikan bukti-bukti kehebatan Raja Indera Bumaya. [3 markah]

(iii) Pada pendapat anda, mengapakah rakyat tetap mentaati titah Raja Bahrum Dewa?
[3 markah]